Friday 8 May 2009

Gerrard..The Best Midfielder Around The World


A berlari total 15 kilometer, VO2 Max mencapai angka 64, lima tembakan melesat dari kakinya dan dua di antaranya terkonversi dalam bentuk gol. Tidak hanya itu, 85 persen umpan yang ia berikan tepat sasaran. Itulah sedikit catatan yang menggambarkan betapa determinasi dan dominasi seorang Steven Gerrard sangat terasa di Lverpool kala menghajar Real Madrid empat gol tanpa balas di second leg babak 16 besar Liga Champions, di Stadion Anfield. Bukan kali ini saja berperan begitu dominan dalam sebuah partai bersama The Reds.
Entah berapa kali ia selalu menjadi motor dan motivator tim guna menyumbal kekurangan permainan Liverpool. Stevie G, satu julukannya, bukan hanya seorang skipper yang hanya bertugas menjadi jembatan antara lini pertahanan dan barisan penyerang. Ia adalah sosok pemimpin, seorang dengan daya imajinasi kuat, berteknik tinggi, seorang komunikator ulung dan tipikal pengayom yang tak segan meledak-ledak jika ada yang ‘menyakiti’ timnya.
Hal lain yang menjadi ciri khas permainan Stevie G adalah kenikmatan permainan. Ia selalu menciptakan gol untuk sebuah kesenangan, jago dalam urusan takle dan punya kebiasaan menusuk langsung ke area jantung pertahanan lawan, tentu dengan skill individu dan keeping ball mumpuni yang susah bagi lawan untuk menahan secara halus.
“Aku punya filosofis tersendiri sejak pertama kali merasakan sepakbola modern, menang atau kalah adalah hal biasa, menjadi luar biasa tatkala Anda bisa menikmati permainan dan berlaga dengan hati, semua energi dipastikan bisa maksimal,” ungkap Stevie G.
Sosok yang sudah dianggap menjadi legenda hidup Liverpool ini juga punya kemampuan yang membuat setiap pelatih The Reds, kecuali Gerrard Houllier, selalu bertumpu pada poros kakinya. “Tak ragu, dia mampu memposisikan diri begitu dominan, bukannya arogan tapi kemampuannya membuat tim yang kuasuh sangat menggantungkan harapan padanya, Andai roda, dia adalah as yang tak bisa tergantikan,” ucap Rafael Benitez.
Mantan manajer Liverpool, Roy Evans yang pertama kali melirik bakat Stevie G menyebut, kemampuan pria berpostur 183 ini sangat istimewa. Dia berada di atas rata-rata pemain gelandang di antero Inggris. “Aku pikir hanya Frank Lampard yang punya kemampuan nyaris setara dengannya, tapi bagiku Stevie punya keunggulan di level presisi tinggi tendangan jarak jauh, semua orang pasti setuju itu,” sebut Evans, yang kini menjadi Asisten Manajer timnas Wales sekaligus pelatih klub asal Championship Division, Wrexham.
Stevie G memang sosok yang serba guna. Ia selalu sukses menghadirkan suasana horor di lini pertahanan lawan setiap kali memegang bola. Sifatnya yang keras di lapangan membuatnya punya panggilan lain, Gerro. Istilah ini muncul dari nama gank sangar yang berada di kawasan Merseyside, yang ironisnya pernah menyatroni keluarga Stevie G!. Tapi Gerrard mengaku oke- oke saja dengan panggilan itu.
‘Kesangaran’ sosok Gerrard di lapangan memang bukan isapan jempol semata. Ia mampu bermain di semua posisi dan dimanapun. Lebih berbahaya kala ia ditugaskan untuk beroperasi di lini depan, bisa juga di sisi sayap kanan dan sesekali menyisir dari sayap kiri. Selain itu, ia punya tenaga ekstra untuk meng-cover area di depan empat bek, artinya sebelum bola masuk ke area 20 meter, ia-lah orang pertama yang akan menyambut lawan. “Dia luar biasa, bisa berada di mana- mana, itulah yang menyulitkan lawan, sangat membingungkan, tiba-tiba saja bisa bergerak di tempat yang sebenarnya tak kami duga,” sebut bek senior, Sol Campbell. Secara ekstrem, William Gallas bahkan menyebut kalau Gerrard adalah sosok siluman!.
Mendapat pandangan seperti itu, si empunya cuek-cuek saja. Inilah sisi lain Gerrard yang kadang membuat dirinya di cap negatif, terutama jika bersinggungan dengan sisi pribadi. Tapi ia menutupi itu semua dengan prestasi dan daya jelajah di lapangan. “Aku bermain dengan hati, kalau ada rekan yang kurasa tak bermain dengan hatinya, pasti akan kudekati dan kuceramahi dia sampai benar-benar bisa bermain lepas, kalau masih saja tidak bisa, aku akan bilang ke coach supaya diganti saja,” ujar Gerrard. Inilah yang terkadang membuat Gerrard dianggap sebagai pelatih bayangan.
“Sepanjang dia mampu menjaga komitmen dan demi keutuhan tim, itu tak jadi soal. Toh ia telah membuktikan diri di lapangan dengan membawa tim ini berprestasi maksimal,” tegas Rafa Benitez

Warga Kehormatan Kota Knowsley
SUKSES menjadi pesepakbola dan kapten tim klub raksasa Liverpool, membuat kota asalnya Knowsley ikut bangga. Steven Gerrard pun menerima penghargaan Freedom of the Borough dari dewan kota Knowsley. Pria berusia 28 tahun ini menjadi orang pertama yang menerima penghargaan tersebut dalam 20 tahun terakhir dan yang kelima sepanjang sejarah Inggris.
“Ini sebuah penghargaan istimewa buatku dan terasa lebih spesial lagi karena jarang dianugerahkan. Karena itulah aku sangat berterima kasih kepada Dewan Kota Knowsley,”kata Gerrard seperti dikutip BBC.
Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi Gerrard untuk sepakbola dan keberadaannya sebagai sosok panutan. Ketua Dewan Kota Knowsley, Ron Round, mengungkapkan, penghargaan khusus ini hanya diberikan kepada orang yang benar-benar luar biasa.
“Dia duta terbaik bagi Knowsley dan sosok panutan yang hebat. Dia juga memiliki bakat, komitmen dan semangat besar yang menjadikannya pemain kelas dunia. Dia mampu membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, mimpi bisa jadi kenyataan,”kata Round. (persda network/bud)

Jadi Nama Blok Apartemen di Dubai
NAMA besar Steven Gerrard memang sangat melegenda. Tak heran, Gerro mampu menjadi ikon untuk menaikkan brand sebuah produk komersiil. Selain itu, posisi kehormatan juga kerap meniadi hal yang paling lumrah diterima Gerro.
Seperti yang sudah berjalan beberapa waktu lampau, nama Steven Gerrard menjadi ikon sebuah blok apartemen di Dubai. Selain menjadi nama kompleks, pihak pengembang juga memberi sebuah apartemen mewah seharga 1 juta pounds atau sekitar Rp 17,5 miliar!.
Pihak pengembang yang menginvestasikan modal 150 juta pounds itu menyebut, Gerro dipilih karena kapasitasnya sebagai pemain profesional dengan prestasi tinggi. “Aku sungguh tersanjung, aku tak menyangka mendapat anugerah seperti ini. Anda tentu tahu bagaimana rasanya jika nama Anda dijadikan sebuah nama dalam kompleks apartemen yang bernilai seni tinggi, sungguh membanggakan,” ucap Gerro.
Ia pun bergabung bersama pesohor lainnya seperti Michael Schumacher dan Boris Becker. Bedanya, nama kedua mantan atlet itu tidakdijadikan ikon blok, hanya mereka punya apartemen di blok Gerrrard. (persda network/bud)

Berubah jadi Ngirit
KRISIS ekonomi yang tengah melanda dunia menjadikan Steven Gerrard juga mulai berhitung. Bersama sang istri, Alex Curran, keluarga kecil ini sudah berkomitmen untuk berubah jadi lebih ngirit dalam segala hal.
Beberapa anggaran yang dipangkas antara lain belanja fashion dan bertamasya. “Aku dan Alex sudah sepakat tentang itu, tahun lalu kami masih bisa berjalan enak kemanapun, kini semuanya sudah mulai berubah, lebih baik kami setahun sekali tapi dalam rentang lama berliburnya,” ucap Gerro.
Alex yang terkenal doyan belanja juga sudah mulai mengurangi tingkat konsumsinya. Tapi pemangkasan anggaran itu tidak berlaku untuk kesenangan pribadi di klab malam. Tetap saja mereka punya anggaran khusus. Kabarnya, untuk yang satu ini, Alex-Gerro punya 30 ribu pound per minggu, alias seperempat dari gaji sang skipper per minggunya.
“Kami sangat sibuk seminggu penuh, jadi tak salah kalau sekedar enjoy di klab malam, berkaraoke dan sekedar minum untuk menghangatkan tubuh, yang penting kami tak mengganggu prestasi dan kerja kami sendiri, itu saja prinsipnya” imbuh Alex. (persda network/bud).

Inspirasi Kisah Tikus
ORANG sukses biasanya mengadopsi sebuah kisah yang akan dijadikan pegangan dalam mengarungi karir. Begitupun dengan Steven Gerrard. Ia mengaku terinspirasi dari tikus!. Tentu bukan tikus nyata, tapi berasal dari sebuah novel karya John Steinbeck berjudul Of Mice And Men.
Buku yang bercerita tentang kecerdikan seekor tikus mengelabui para pria dewasa yang mengejar hewan kecil itu, dijadikan dasar bagi Gerro untuk mengaplikasikannya di lapangan hijau. “Tikus itu sangat lincah, dia sangat pandai membuat trik untuk mengalahkan setiap pergerakan para pemburu. ‘Ajaran’ Itu selalu kupakai, terutama dalam situasi deadlock saat lawan bermain sangat ofensif ataupun super defensif,” sebut Gerro.
Stevie G mengaku, ia selalu membaca novel yang sudah dikenalnya sejak remaja itu. Taktik di level sepakbola praktis tak akan jauh dari apa yang diperagakan tikus kecil itu untuk bermain strategi. “Sepakbola juga selalu begitu, harus bergerak dinamis jika tak ingin dilindas lawan, aku selalu membaca novel itu, herannya aku tak pernah bosan,” tegas Gerro.

People..thanks for coming