Thursday 14 May 2009

The Good...The Bad..The Ugly

Ketika Gerrard Houlier, mantan pelatih Liverpool, dan salah satu sosok pelatih yang disegani di Eropa, ditanya tentang pemain yang melanjutkan karirnya sebagai arsitek sebuah tim, dia balik bertanya, “Apakah seorang pimpinan di sebuah perusahaan akan menempatkan orang yang tidak berpengalaman di posisi kunci? Maka dia tidak akan melakukannya. Tapi ittu yang terjadi di sepakbola.”

Demikian pernyataan Houlier yang disampaikan penulisSoccernet, Joc Carter. Sepakbola belakangan ini memunculkan nama mantan pemain yang dikarbitkan menjadi pelatih di sebuah klub besar. Tapi di lain sisi juga menunjukkan sikap naif manajemen klub.

Disebutkan, bila ingin menjadi hebat, maka peltih itu harus mengawali langkahnya dari klub kecil dan tak ternama. Kreator Total Football, Rinus Michels, harus mendalami ilmunya selama lima tahun untuk meraih sukses di Ajax Amsterdam dan Belanda. Demikian pula dengan Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger.

Pernyataan itu masih bisa diperdebatkan. Pasalnya, berdasar perjalanan musim ini, bukan hanya pelatih muda saja yang dipecat, semisal Juergen Klinsmann, tetapi juga pelatih berpengalaman seperti Sven-Goran Eriksson dan Luiz Felipe Scolari.

Belakangan ini, banyak pelatih yang dipecat bukan berdasarkan hasil buruk saja, melainkan peruntungan dan peran manajemen klub. Dari pemecatan ini bisa digolong ke dalam tiga kelompok, The Good, The Bad, dan The Ugly. Masing-masing kelompok ini diwakili dua pelatih besar di klub-klub besar.

The Good adalah pelatih yang sebenarnya bagus, namun tidak dilindungi Dewi Fortuna. Sedangkan The Bad adalah pelatih yang memang buruk kualitasnya. Sementara The Ugly adalah pelatih yang jelek.

The Good

Juergen Klinsmann

Setelah sepuluh bulan menangani Bayern Muenchen, manajemen klub akhirnya memutuskan untuk memecat Klinsmann. Mantan arsitek timnas Jerman ini dianggap gagal memberikan prestasi bagus, sehingga Muenchen tersingkir dari Liga Champions, dan peluang menjuarai Bundesliga menjadi berat.

Padahal, Klinsmann mencatat hasil bagus di awal musim. Namun peruntungan itu berubah pasca libur musim dingin. Muenchen menelan kekalahan di tiga awal pertandingan putaran kedua. Ditengarai hasil buruk itu disebabkan Klinsmann sudah mulai tidak percaya pemainnya sendiri, terutama Lukas Podolski.

Marco Van Basten

Sebetulnya pelatih ini tidak dipecat oleh manajemen Ajax Amsterdam. Seperti halnya Klinsmann, Basten mengenyam kesuksesan menjadi pelatih timnas Belanda. Ia lalu mencoba peruntungannya di level klub dengan masuk ke dalam Ajax, klub lamanya ketika masih menjadi pemain.

Hingga tiga pekan sebelum Eredivisie berakhir, Ajax masih berada di papan atas klasemen sementara. Namun Basten merasa pencapaian di peringkat tiga klasemen sementara sebagai kegagalan. Ia pun lalu memilih mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawabnya.

The Bad

Sven-Goran Eriksson

Siapa yang tidak mengenal sosok Sven-Goran Eriksson. Arsitek asal Swedia ini mendapatkan kesuksesan ketika melanglang buana. Sampdoria dan Lazio pernah menjadi klub yang disegani di Serie A Italia.

Namun kondisi berubah ketika Eriksson mencoba peruntungan di daratan Inggris. Timnas Inggris dan Manchester City mendapatkan hasil mengecewakan saat dipegang Eriksson. Bukannya prestasi yang menonjol ke permukaan, tapi justru kehidupan pribadi bernuansa perselingkuhan yang melibatkan Eriksson lebih mencuat.

Terakhir di Meksiko. Tim Sombrero yang begitu disegani di kawasan Amerika Utara justru mengalami keterpurukan, sehingga kalah bersaing dengan AS. Kekalahan dari Kosta Rika dan Honduras menjadi penyebab pemecatan Eriksson. Apalagi Eriksson membuat keputusan dengan menaturalisasi empat pemain supaya bisa masuk ke dalam tim nasional.

Luiz Felipe Scolari

Pelatih asal Brasil ini membawa Portugal mengalami sukses di dua pagelaran Piala Eropa. Tak heran bila Scolari pun diambil Roman Abramovich untuk menangani Chelsea dengan target menjuarai Liga Primer Inggris, Liga Champions, Piala FA serta Piala Liga.

Namun, kekakuan Scolari dalam menerapkan susunan pemain dan taktik permainan mulai memicu keretakan di dalam tubuh tim. Scolari tidak mampu menjembatani pemain yang satu dengan lainnya, sehingga terjadi perang dingin di antara mereka.

Bahkan beberapa pemain sempat mengancam untuk hengkang dari The Blues, karena mereka merasa sudah tidak berguna lagi di klub yang bermarkas di London ini. Abramovich pun segera mengambil sikap. Ia lebih senang mempertahankan pemain ketimbang Scolari, sehingga keluar keputusan pemecatan.

The Ugly

Claudio Ranieri

Suara sumbang terhadap kinerja Ranieri semakin santer terdengar belakangan ini. Suporter Bianconeri mendesak supaya manajemen klub segera memecat Bianconeri menyusul tanpa gelar yang diraih Si Nyonya Besar pada musim ini. Satu diantaranya kegagalan di Liga Champions setelah disingkirkan mantan klubnya, Chelsea.

Dengan pemain bertabur bintang, Juventus tidak mampu bersaing dengan dua tim San Siro, Inter dan AC Milan. Kendati demikian, Ranieri menegaskan dirinya masih menjadi penguasa di Juventus. Ia akan keluar dari Turin bila sudah tidak mendapat kepercayaan lagi dari petinggi klub.

Asa suporter yang sudah kecewa sempat muncuk ketika mereka mendengar nasib Ranieri sedang dibahas di level petinggi. Dalam pertemuan 10 jam ini, ternyata petinggi klub masih memberikan kepercayaan kepada Ranieri hingga akhir musim.

Juande Ramos

Persepakbolaan di Spanyol sempat geger ketika Real Madrid menunjuk Juande Ramos sebagai pelatih pada Oktober 2008 lalu. Pasalnya, Ramos masuk ke Madrid dengan status pelatih yang dipecat Tottenham Hotspur. Di bawah kendali Ramos, Tottenham berada di zona degradasi.

Pecinta Madrid sangat khawatir tim kesayangan mereka bakal bernasib sama seperti Tottenham. Kekhawatiran itu semakin mendekati kenyataan. Madrid babak belur di Liga Champions. Lebih parah lagi, Madrid tidak mampu menjadi pesaing Barcelona pada musim ini.

Kekalahan telak 6-1 dari Barcelona membuat suporter mulai memendam kekecewaan kepada Ramos. Desakan supaya pelatih yang pernah sukses membawa Sevilla menjadi Piala UEFA dua kali ini agar dilengserkan belum mendapat sambutan dari petinggi klub.

Sebetulnya masih banyak pelatih yang bernasib buruk pada musim ini. Beberapa nama yang tidak asing di telinga penggemar sepakbola mengalami masa suram, seperti Javier Aguirre yang dipecat Atletico Madrid, Sinisa Mihajlovic [Bologna], Tony Adams [Portsmouth], Fred Ruetten [Schalke], serta Ali Daei [Iran

No comments:

Post a Comment

People..thanks for coming